BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 17 November 2009

Pop Punk


"Punk's Not Dead!" . Ungkapan itu sering diteriakkan para pemuja musik punk dengan suara lantang untuk menunjukkan eksistensi musik dan budaya mereka. Tapi benarkah musik punk tidak mati? Lahirnya sejumlah grup musik beberapa tahun belakangan seperti Blink-182, Green Day, Bowling for Soup, New Found Glory, Sum 41, Good Charlotte, dan Simple Plan adalah jawaban atas pertanyaan itu.Jawaban itu memang tidak sepenuhnya benar. Sebab, jika disimak, aliran musik punk sekarang mungkin terdengar jauh berbeda dengan warna di awal kemunculannya ketika The Ramones di Amerika atau Sex Pistols di Inggris menggila pada akhir 1970-an. Sejalan dengan perubahan zaman, punk sebagai sebuah aliran musik pun mengalami banyak perubahan.Maka lahirlah aliran musik punk yang belakangan menjamur di dunia lewat pop-punk atau new-school punk. Seperti juga kehadiran musik punk-rock pada 1970-an, musik pop-punk bukan sebuah revolusi atas musik yang ada sebelumnya. Dia "anak" dari punk-rock dan "cucu" dari musik rock 'n' roll yang dihadirkan para baby boomers (generasi angkatan 1950 akhir dan 1960-an).Lahirnya generasi pop-punk sebenarnya ditandai dua gelombang. Pertama lewat kesuksesan grup musik pop-punk Amerika, seperti lewat Green Day, Blink-182, dan The Offspring di akhir era 1990-an. Seluruh grup musik era ini mempunyai kesamaan bermusik, yaitu paduan suara gitar yang dimainkan secara keras, lirik sederhana, dan melodi yang disukai stasiun radio.Jika pada genre musik lain harmoni menjadi teramat penting, musik pop-punk malah berusaha mengabaikannya. Bangunan lagu pop-punk biasanya terdiri dari banyak "gunung" dan "lembah", sehingga lagu menjadi begitu bergelombang. Pola musik seperti inilah yang membuat para pendengar musik pop-punk menjadi terhanyut secara emosional.Suasana lagu yang pada bagian awalnya bermelodi dan berharmoni enak, tiba-tiba disusul harmoni yang tak keruan dan beat pun menjadi cepat, lalu kembali lagi ke suasana tenang, balik lagi mengeras dan cepat, dan tiba-tiba saja terhenti. Selesai.Buat penggemarnya, musik ini serasa memberi energi kesegaran. Dengan kekuatan seperti itu, musik pop-punk benar-benar merupakan revitalisasi kekuatan musik rock 'n' roll dan punk.

Di Indonesia juga ada band-band yang beraliran musik pop punk ..
seperti Pee Wee Gaskins n Thousand Needles ..



Pee Wee Gaskins
Nama Pee Wee Gaskins merajai pentas seni (pensi) sekolah-sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Band asal ibu kota itu pun kini masih menikmati gelar pangeran pensi dengan santai.

"Kita maunya disebut pangeran pensi aja. Ya rezeki nggak akan kemana," ujar Sansan sang vokalis ketika berbincang dengan detikhot baru-baru ini.

Band yang digawangi Aldy (drum), Omo (kibord), Dochi (gitar), Sansan (vokal) dan Eye (bass) memberi warna baru di kancah musik. Khususnya bagi anak muda yang melulu disuguhi band-band beraroma musik pop Disney.

Pee Wee Gaskins hadir dengan musik rock berbalut elekrik yang menyenangkan. "Senang aja, artinya anak muda sekarang selera musiknya beragam. Nggak itu-itu melulu," jelas Dochi.

Album perdana mereka 'The Sophomore' masih jadi konsentrasi mereka. Namun akhir tahun mendatang, Pee Wee Gaskins, akan segera menggarap album kedua. Februari 2010 jadi deadline Pee Wee Gaskins untuk merilisnya.

Thousand Needles, Melodic Atau Pop-Punk
Thousand Needles adalah band yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Terbentuk pada Maret 2006. Formasi awal yaitu ipoel (bass,vocal), hafiedz (gitar,vocal), mpazz (gitar) dan rama (drum). Pada Februari 2006 Rama mengundurkan diri, kemudian posisi drummer digantikan oleh gevi.
Thousand Needles memainkan musik yang dikenal dengan sebutan melodic/pop-punk. Musik Thousand Needles dengan beat drum yang cepat diiringi bass dan perpaduan dua gitar yang saling mengisi dengan lirik-lirik yang ringan tentang kehidupan sehari-hari serta irama yang ceria membuat musik Thousand Needles dapat dinikmati oleh semua umur, terutama remaja.

0 komentar: